-->
Alternaria cucumerina (Alternaria Leaf Spot)
(Tugas Materi
Cendawan Patogen Tumbuhan)
Di susun oleh :
AGUS SETIONO
KELAS 40
NO ABSEN 03
BADAN KARANTINA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
2012
1. Alternaria cucumerina
2. Alternaria Leaf Spot
3. Klasifikasi Patogen
Taksonomi
Kingdom:
|
Fungi
|
Phylum:
|
Ascomycota
|
Class:
|
Dothideomycetes
|
Order:
|
Pleosporales
|
Family:
|
Pleosporaceae
|
Genus:
|
Alternaria
|
Species:
|
Alternaria cucumerina
|
4. Gejala Serangan (Damage Symptoms)
Penyakit bercak daun Alternaria
cucurbits disebabkan oleh jamur Alternaria cucumerina.
Melon dan
semangka sangat rentan oleh cendawan ini terutama di daerah Florida. Inang
lainnya yang rentan adalah labu, mentimun, ketimun acar, balsam apel dan dan tanaman cucurbits lainnya tetpi dengan gejala yang
berbeda-beda sesuai tingkat
toleransinya, mungkin dengan varietas perbedaan dalam
jenis tanaman.
Alternaria cucumerina mempunyai
kekhususan dalam menyerang spesies tanaman inangnya. Tanaman dapat memberikan
respon (gejala) yang berbeda-beda di setiap tahap pertumbuhan. Tanaman yang
terserang maka vigor
dan kandungan gula buah akan berkurang. Matinya bibit muda atau
pertumbuhanya yang terhambat. Pada tanaman yang tua biasanya mulai layu pada
tengah hari selama beberapa hari, kemudian secara permanen layu dan mati. Jika
kita buka jaringan tumbuhan tersebut maka kelihatan ikatan pembuluh berubah
warna menjadi kuning atau coklat.
-->
Bercak daun Alternaria cucurbits biasanya muncul pada daun tua
pertama dan kemudian menyebar ke daun baru menuju
ujung pokok buah. Bercak daun berwarna mula dari kuning pucat
atau bintik-bintik cokelat,dengan diameter 1/50 sampai 1/16
inci (0,5 sampai 1,5mm) pada permukaan daun bagian
atas daun.
Bercak daun yang masih kecil dikelilingi oleh halo
yang berwarna hijau atau kuning.
Pada tahap awal
bercak ini dikelilingi oleh jaringan
yang seperti berminyak (basah)
karena adanya
respon dari dinding
sel terhadap
cendawan. Kemudian diameter bercak
akan membesar/meluas 3/8 sampai 3 /4 inch (1 sampai 2 cm).
Bercak yang tua agak melingkar tidak teratur dan
berwarna cokelat-hitam. Bercak
tua tidak memiliki-konsentris rings.Pada
bagian tengah bercak yang gelap atau bagian
dalam mengandung spora yang
yang berukuran panjang 1/115 hingga 1/195 inci dan spora-spora tersebut bisa tersebar
terutama oleh
angin. Bagian
tengah bercak menjadi rapuh atau melepuh dan
mudah robek
yang berwarna gelap. Jika bercak daun Alternaria menjadi parah,
maka daun keriting, defoliasi
( daun
mengecil), pematangan
prematur, hasil lebih
rendah, lebih rendah gula dan buah buah cacat (terutama pada mentimun)dan kulit
buah seperti
terbakar.
Buah yang
terinfeksi
jarang ditemukan tetapi bisa
terjadi jika perkembangan bercak daun Alternaria sudah
parah, terutama pada tanaman
melon yang paling rentan. Bercak daun alternaria pada
tanaman melon bisa mencapai 1 inci (2,5cm) atau sedikit lebih besar yang berwarna hijau-hitam warna khas dari tahap busuk
buah di lapangan.
Kemudian
penyakit ini bisa juga berkembang selama di
tempat penyimpanan atau transit, di tempat ini bercak pada buah bisa sampai 2 inci (5 cm) atau lebih.
Serangan penyakit ini di tempat penyimpanan bisa terjadi pada pembusukan buah, jika
daerah buah yang membusuk jaringan
buah menjadi lembab dan kenyal. Beberapa penyebab penyakit busuk buah biasa
dikaitkan ke A. cucumerina dapat dapat
juga disebabkan
oleh lain spesies
yaitu tenuis A.. Cladosporium
yang memiliki gejala mirip dengan busuk buah Alternaria
-->
4.
Biologi Patogen Alternaria cucumerina
bercak daun Alternaria dapat terjadi pada daun sebagai lesio, daun busuk, batang berlendir,
embun
tepung, dan biasanya bercak daun Cercospora dapat terjadi bersamaan dengan bercak daun Alternaria,
tetapi penyakit ini biasanya
dapat
dibedakan dari bercak daun Alternaria
dengan bentuk bercaknya. Pada
tanaman melon,bercak
muda Alternaria dapat
menyerupai lesion dan embun tepung.
Patogen
dapat bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun. Penyakit ini dapat berpindah
dari tempat satu ke tempat lainnya dari
tanah yang mengandung propagul cendawan dan terbawa pada mesin
pertanian, sisa-sisa tanaman yang terinfeksi, dan air irigasi. Suhu dan
kelembapan tanah yang tinggi mendukung perkembangan penyakit.
Penyakit ini bisa terbawa bibit dan telah
dilaporkan tetapi dianggap masih
rendah frekuensinya dan resikonya pada saat ini di Florida, tapi mungkin
menjadi masalah pada
saat transplantasi bibit ke lahan pertanian.
Alternaria
cucumerina dapat bertahan hidup di dalam sisa-sisa
tanaman, gulma yang
memiliki kerabat dekat dengan cucurbit (balsam apel), tanaman cucurbits lainya dan biji. Sisa-sisa daun yang terinfeksi pada permukaan
tanah atau terkubur 6 sampai 9 inci (15 sampai 23 cm) dalam tanah masih mampu beregenerasi spora sampai waktu setidaknya 8
1/2 bulan. Namun,
sisa-sisa daun yang terinfeksi pada permukaan tanah akan menjadi sumber
spora yang bias juga terbawa oleh angin ke tempat lain. Dimana
tanaman yang ditanam secara
berurutan untuk mencapai panen yang
berurutan, pada
bagian daun tua yang terinfeksi
dan tertiup angin berfungsi sebagai sumber spora ke tanaman yang masih muda.
5.
Identifikasi
Hawar
Alternaria, disebabkan oleh jamur
Alternaria cucumerina, adalah
penyakit umum cucurbits paling penting khususnya pada musim hujan. Sebuah
penyakit labu serupa yang disebut
Alternaria spot, disebabkan
oleh jamur terkait (Alternaria alternata),tetapi tidak diketahui
terjadi di Dataran Tinggi. Penyakit hawar Alternaria mempunyai siklus penyakit dimulai ketika miselium tidur di dalam
sisa tanaman yang mengandung konidia, yang disebarkan
oleh angin dan percikan air dan bisa
menginfeksi tanaman baru yang rentan. Spora berkecambah jika kelembaban mendukung,
hifa
menembus melalui lubang alami atau luka. Penyakit yang
paling parah selama waktu daun basah (8 sampai 24 jam) dengan suhu sedang
sampai hangat (54-86 ยบ F). Curah hujan tinggi, terutama saat cuaca hangat, sangat menguntungkan bagi perkembangan patogen dan penyakit. Patogen bertahan
antara tanaman rentan dalam dalam sisa tanaman sampai dua tahun.
Identifikasi morpologi dapat dilakukan dengan
menumbuhkan pathogen dari daun atau bagian tanaman yang bergejala pada kertas
bloter. Dan juga dapat melakukan tes PCR atau Elisa pada biji atau tanaman yang
diduga terinfeksi oleh cendawan ini.
6.
Pengendalian
Pengendalian yang efektif menggunakan
pemantauan yang tepat sesuai urutan langkah-langkahnya, yang semuanya
dirancang untuk mengurangi intensitas
bercak daun pada
awal pertanaman dan dengan
demikian memperlambat epidemi penyakit.
Perlakukan benih dengan fungisida spektrum luas atau menggunakan benih
yang
berasal dari daerah yang bebasi akan mengurangi inokulum
berasal dari biji.
Teknik
selanjutnya memusnahkan tanaman tanaman
yang memiliki kerabat dekat dengan cucurbits dan gulma yang mampu menyimpan spora penyakit ini.
Penambahan
Kapur dan menyuburkan tanah sehingga tanaman
tidak dalam stres. Tanaman yang Stres karena kurangnya nutrisi atau ketidakseimbangan nutrisi akan lebih rentan. Juga dedaunan yang
tidak sehat pertumbuhannya dapat mengakibatkan buah
tidak sempurna, pada gilirannya, lebih
rentan terhadap busuk buah Alternaria.
Melakukan rotasi tanaman dimana tanaman cucurbits
tidak ditanam di tanah
yang sama dan berurutan
pada tahun
yang sama. Praktek ini akan mengurangi
penyakit lainnya dan juga
nematoda .
menaman tanaman musim semi secara
lebih awal
untuk meminimalkan factor
pendukung lingkungan terhadap penyakit.
Membajak sisa tanaman di
bawah permukaan tanah
segera setelah
panen mungkin untuk mengurangi
tersedia spora
untuk musim depan.
Praktek
pengolahan tanah akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk
pengendalian penyakit.
7. Daftar Pustaka
Lowell L. Black, Vegetable Diseases: A Practical Guide., AVRDC. Last updated: 2001.
Tom Kucharek, Professor, Alternaria Leaf Spot of Cucurbits
Plant Pathology Department, Institute of Food and Agricultural
Sciences, University of Florida. 1985; Revised. January 2000