Oleh:
Agus Setiono, SP
POPT Ahli Pertama BKP Kelas 1 Palembang
(Tahun2017)
- P E N D A H U L U A N
A.
Latar Belakang
Koleksi penyakit
tanaman yang dibuat melalui suatu rangkaian kegiatan yang diawali
dengan pengumpulan specimen hama dan penyakit di lapangan, pencatatan
data, pembuatan specimen koleksi, kemudian disimpan dalam ruang
koleksi. Seluruh kegiatan dilakukan dengan menggunakan metode, bahan
dan alat yang standar. Data yang diperlukan untuk melengkapi
specimen bukti diantaranya: lokasi dan tanggal specimen dikoleksi,
kolektor, tanaman inang, identitas OPT serta informasi lainnya.
Spesimen bukti kemudian dikelola dan disimpan dalam ruangan khusus
dan dikelola oleh petugas khusus agar specimen selalu berada dalam
keadaan terstandar. Spesimen ini dapat berfungsi sebagai sumber
informasi ilmiah yang sah, yaitu sebagai “Catatan tentang Hama dan
penyakit”
Koleksi specimen
penyakit menjadi sangat penting, terutama didalam pemenuhan
persyaratan keabsahan suatu informasi yang berkaitan dengan Organisme
Pengganggu Tumbuhan, terutama informasi yang berkaitan dengan
keberadaan dan daerah sebar suatu OPT. Pembuatan koleksi specimen
OPT sudah merupakan suatu keharusan bagi suatu Negara sebagaimana
dikehendaki oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang telah
menerapkan aturan-aturan berkenaan dengan kesehatan tanaman dan
produk tanaman pada perdagangan komoditi pertanian. Pemerintah
dengan menggunakan persetujuan Sanitary and Phytosanitary (SPS) telah
menetapkan persyaratan-persyaratan berdasarkan asas-asas ilmiah dan
penilaian resiko segai upaya untuk melindungi pertanian dan industry
pertanian dari kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh OPT
asing.
Indonesia sebagai
salah satu negara anggota WTO tidak bisa melepaskan diri darituntutan
tersebut, sehingga cepat atau lambat “koleksi spesimen penyakit”
harus dibuat dan harus dimiliki.
B. Maksud dan
Tujuan
Kegiatan pembuatan koleksi OPT/OPTK ini bertujuan:
- Untuk meningkatkan kemampuan teknis POPT dalam pembuatan koleksi standar
- Untuk menambah tersedianya koleksi OPTK pada Laboratorium
- Mendukung terwujudnya visi Badan Karantina Pertanian
- Pemenuhan persyaratan keabsahan suatu informasi yang berkaitan dengan Organisme Pengganggu Tumbuhan, terutama informasi yang berkaitan dengan keberadaan dan daerah sebar suatu OPT.
C. Indikator
Keluaran
Kuantitatif :
Tersedianya
petugas laboratorium yang mahir dalam pembuatan koleksi
standar.
Kualitatif :
Terwujudnya peningkatan pengetahuan tenaga teknis dan fungsional
POPT
Balai
Karantina Pertanian Kelas I Palembang, sehingga pelayanan karantina
professional
dan efektif serta fungsi pengawasan OPT/OPTK yang terbawa
media
pembawa lebih optimal.
Hasil pembuatan
koleksi standar OPT/OPTK berupa koleksi basah
- PELAKSANAAN
A.
Metode Pelaksanaan
Pembuatan koleksi
OPTK dilaksanakan dengan metode pembuatan koleksi standar yang
bahannya langsung diambil dari tanaman padi
yang
terserang bakteri
yang disebabkan oleh Ralstonia
solanacearum
dari Kab. Prabumulih dan Kab. Muara Enim.
B.
Tempat/Tanggal Pelaksanaan
Kegiatan pembuatan
koleksi OPTK ini dilaksanakan di Laboratorium Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang.
C. Pelaksana
Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Pembuatan Koleksi tanaman
padi yang terserang bacterial Grain Root yang disebabkan oleh Bacteri
Ralstonia
solanacearum adalah
Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) : Agus
Setiono, SP.
- HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyakit Grain
Root yang disebabkan oleh Bacteri Ralstonia
solanacearum
dibuat koleksi
Basah
yaitu:
Pembuatan
Koleksi Basah
1.
Bahan yang digunakan:
a.
Buah
Pisang yang terserang penyakit Darah Pisang yang disebabkan oleh
Bacteri
Ralstonia solanacearum
b.
Botol koleksi basah
c.
Asam Asetat
d.
Cupri Sulfate
e.
Formalin 5 %
f.
Air Steril
g.
Parafilm.
h.
Kertas Label.
2.
Penanganan specimen dari lapangan:
a.
Dari
lapangan Buah Pisang yang
terserang penyakit Darah Pisang yang disebabkan oleh Bacteri
Ralstonia
solanacearum dicuci
pada air yang mengalir, untuk menghilangkan tanah, debu dan
kontaminan lainnya.
- Specimen dikeringkan dengan cara diletakkan di atas kertas hisap atau Koran.
- Buah Pisang diatur sedemikian rupa, bila perlu diadakan pemotongan bagian-bagian tanaman yang tidak dibutuhkan.
3.
Langkah-langkah
pembuatan koleksi basah:
- Larutan induk dibuat dengan cara mencampurkan asam asetat sebanyak 100 ml dengan terusi (cupri sulfate) sebanyak 50 gram.
- Specimen dimasukkan ke dalam larutan induk, kemudian didihkan sekitar ± 3 menit. Warna daun akan berubah menjadi hijau kekuningan dan kemudian garam tembaga akan mengembalikan warna hijau asal.
- Setelah matang, lalu dicuci dengan air bersih, kemudian dimasukkan ke dalam botol koleksi yang telah diisi dengan formalin 5 %.
- Botol koleksi ditutup dengan memakai vaselin atau menggunakan parafilm.
- Koleksi diberi label yang lengkap.
Nama
Inang :
Buah Pisang
Lokasi :
Kab.
Prabumulih dan Kab. Muara Enim
Gejala :
penyakit
Darah Pisang yang disebabkan oleh
Bacteri
Ralstonia
solanacearum
Surveyer
:
Ir.
Septa Indah, M.Si
(Penanggung
Jawab Pemantauan Kab. Prabumulih)
Ir. Soraya
Sjamsuddin (Penanggung Jawab Pemantauan Kab.
Muara Enim)
Kolektor :
Agus
Setiono, SP
Tanggal
koleksi :
08
Mei
2017
IV. KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan
pembuatan koleksi OPTK yang dilaksanakan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang dapat disimpulkan bahwa:
- Dari hasil kegiatan pembuatan koleksi OPTK ini maka Koleksi Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang bertambah satu jenis koleksi OPTK A2 yaitu: penyakit Bacterial Grain Root yang disebabkan oleh Bacteri Ralstonia solanacearum
- Kegiatan pembuatan koleksi OPTK ini sangat bermanfaat bagi petugas pelaksana karena dapat menambah ilmu atau keahlian dalam pembuatan koleksi
- Dengan adanya koleksi OPTK Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang dapat memberikan pelayanan prima dalam pengujian laboratorium yang terpercaya.
Foto : Koleksi Basah Ralstonia solanacearum, (Agus.2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar