Senin, 25 September 2017
Selasa, 19 September 2017
PENYAKIT BUSUK BULIR Burkholderia glumae PADA TANAMAN PADI DAN MITIGASI KERAWANAN PANGAN DI WILAYAH SUMATERA SELATAN
ABSTRAK
PENYAKIT
BUSUK BULIR Burkholderia
glumae PADA
TANAMAN
PADI DAN MITIGASI KERAWANAN PANGAN DI WILAYAH
SUMATERA
SELATAN
Oleh
Agus Setiono, SP
M Muhid Awabin
Tanaman
pangan akan senantiasa menjadi komoditas strategis untuk dikembangkan
dalam pertanian indonesia mengingat sebagaian besar penduduk
indonesia makanan pokonya adalah nasi. Pesatnya pertumbuhan
indonesia akhir-akhir ini juga telah berimplikasi terhadap
meningkatnya kebutahan akan bahan pangan khusus tanaman pangan
penghasil beras yaitu tanaman padi (Oryza
sativa). Beras
sebagai makanan pokok sumber karbohidrat bagi masyarakat indonesia
masih belum tergantikan dengan komoditas tanaman pangan lainnya.
Ada
banyak penyakit tanaman padi yang disebabkan mikroorganisme yang
dapat menyerang bulir tanaman padi selama di pertanian, diantaranya
adalah Burkholderia
glumae.
Burkholderia
glumae ini
menyebabkan busuk pada bulir-bulir padi selama di pertanaman dan
merupakan mikroorganisme dari golongan bakteri. Serangan
Burkholderia
glumae dalam
intensitas tinggi dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen yang
signifikan dan bahkan gagal panen.
Dari
hasil Lab tersebut diketahui bahwa uji Sampel yang diambil dari salah
satu kabupaten di Propinsi Sumatera Sealatan Yaitu kabupaten Penukal
abab Lematang Ilir (Pali) dari sampel benih bantuan, Malai Padi dan
Bulir padi yang diambil dari lahan sawah maupun tempat penyimpanan
Positif terinfeksi Bakteri Burkholderia
glumae.
Uji yang Positif tersebut membuktikan bahwa Bakteri Burkholderia
glumae sudah
masuk dan menyerang tanaman padi di Sumatera selatan yang pada
mulanya dilaporkan belum masuk dalam Permentan 93 tahun 2011.
Penyebaran
benih padi dari daerah yang endemis rentan untuk menjadi media
pembawa bagi penyebaran Burkholderia
glumae
karena Burkholderia
glumae
dapat ditularkan melalu benih padi sehingga termasuk ketegori seed
born diseases.
Bagian tanaman padi yang lain juga dapat berfungsi sebagai media
pembawa penyebaran Burkholderia
glumae
adalah seluruh bagian tanaman seperti akar, batang dan daun.
Burkholderia
glumae
sebagai seed
born diseases
(patogen tular benih) artinya bakteri tersebut dapat menginfeksi
benih padi dan dapat tersebar melalui benih padi yang dilalulintaskan
jika benih padi yang dilalulintaskan tersebut telah terkontaminasi
Burkholderia
glumae.
Pada proses importasi benih padi, jika terkontaminasi oleh
Burkholderia
glumae
maka seluruh benih padi tersebut harus dikenakan tindakan pemusnahan.
Tindakan pemusnahan ini dilakukan karena Burkholderia
glumae
termasuk OPTK golongan 1, yaitu jika OPTK tersebut telah
mengkontaminasi Media Pembawa maka tidak dapat dibebaskan meskipun
dengan tindakan Perlakuan karantina.
Kata kunci : Penyakit, Burkholderia
glumae
dan Padi
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanaman
pangan akan senantiasa menjadi komoditas strategis untuk dikembangkan
dalam pertanian indonesia mengingat sebagaian besar penduduk
indonesia makanan pokonya adalah nasi. Pesatnya pertumbuhan
indonesia akhir-akhir ini juga telah berimplikasi terhadap
meningkatnya kebutahan akan bahan pangan khusus tanaman pangan
penghasil beras yaitu tanaman padi (Oryza
sativa).
Beras sebagai makanan pokok sumber karbohidrat bagi masyarakat
indonesia masih belum tergantikan dengan komoditas tanaman pangan
lainnya.
Pemerintah
indonesia melalui kementerian pertanian menargetkan dalam periode 5
tahun ini untuk mencapai swasembada pangan khusus padi, jagung dan
kedelai. Ketiga komoditas pangan tersebut merupakan merupakan sumber
bahan pangan prioritas yang harus meraih prestasi swasembada
sekaligus sebagai indikator kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan
yang akan diwujudkan dengan capaian swasembada pangan merupakan
terpenuhinya kebutuhan pangan dalam negeri oleh petani indonesia
sehingga tidak lagi tergantung pada impor pangan. Besarnya impor
bahan pangan merupakan indikator lemahnya petani dalam negeri
sekaligus ancaman bagi kedaulatan pangan.
Sumatera
Selatan merupakan daerah yang secara ekologis sebagaian besar wilayah
sangat cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pangan
khususnya komoditas padi. Oleh karena itu, progran Upaya Khusus yang
dicanangkan pemerintah juga dilaksanakan di Provinsi Sumatera
Selatan. Pertanian tanaman pangan khususnya padi hampir ada di
seluruh Kabaupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Namun
yang termasuk sentral tebesar pertanian padi ada di Kabupaten OKU
Timur dan Kabupaten Banyuasin.
Tantangan
terbesar dalam rangka meningkatkan produksi tanaman padi di lapangan
adalah ancaman serangan hama dan penyakit tanaman. Kerugian akibat
serangan hama dan penyakit tanaman dapat mencapai 80% bahkan dapat
mengakibatkan gagal panen. Serangan terhadap bulir-bulir padi selama
di areal pertanaman padi harus menjadi perhatian serius mengingat
parameter produksi tanaman padi adalah pada kuantitas jumlah bulir
padi yang dihasilkan dalam satuan per hektar.
Ada
banyak penyakit tanaman padi yang disebabkan mikroorganisme yang
dapat menyerang bulir tanaman padi selama di pertanian, diantaranya
adalah Burkholderia
glumae.
Burkholderia
glumae
ini menyebabkan busuk pada bulir-bulir padi selama di pertanaman dan
merupakan mikroorganisme dari golongan bakteri. Serangan
Burkholderia
glumae
dalam intensitas tinggi dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen
yang signifikan dan bahkan gagal panen.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian (PERMENTAN) nomor 93 Tahun 2011 tentang
Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Burkholderia
glumae
termasuk Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) kategori A2.
Kategori A2 merupakan OPTK yang telah ada di wilayah Indonesia namun
masih terbatas pada daerah tertentu. OPTK kategori A2 harus
dikendalikan supaya tidak menyebar ke daerah lainnya dari wilayah
Indonesia yang belum terinfestasi Burkholderia
glumae.
Sumatera
Selatan merupakan provinsi yang ada di pulau sumatera dimana pulau
sumatera masih dinyatakan bebas dari endemik Burkholderia
glumae.
Dalam perspektif Karantina Tumbuhan, maka setiap lalu lintas media
pembawa yang mungkin menyebarkan bakteri Burkholderia
glumae
harus dilakukan pengawasan dan pemeriksaan secara ketat. Pengadaan
benih padi dari pulau jawa dalam rangka program Upaya Khusus bagi
peningkatan produksi padi telah menjadi kekhawatiran tersediri
terhadap kemungkinan akan terjadinya introduksi bakteri Burkholderia
glumae ke
wilayah Sumatera Selatan.
Berdasarkan
pemikiran yang dipaparkan di atas, maka dipandang perlu untuk
dilakukan survei dan kajian terhadap kemungkinan adanya introduksi
bakteri Burkholderia
glumae ke
wilayah Sumatera Selatan dan memberikan gambaran perencanaan dan arah
bagi pengelolaan dampak terhadap kemungkinan penyebarannya.
- Tujuan
Tujuan dari kegiatan
dan kajian ilmiah ini adalah :
- Mengkaji dalam perspektif Karantina Tumbuhan terhadap kemungkinan introduksi Burkholderia glumae ke wilayah Sumatera Selatan.
- Mengkaji data hasil survei terhadap adanya serangan bakteri Burkholderia glumae di areal pertanaman padi yang ada di Sumatera Selatan.
- Mengkaji berbagai pertimbangan dalam perencanaan bagi pengelolaan dampak serangan Burkholderia glumae jika diperoleh data bahwa Burkholderia glumae telah terintroduksi ke Sumatera Selatan.
- Manfaat
Manfaat dari
kegiatan dan kajian ilmiah ini adalah :
- Menyediakan data atau hasil survei terhadap keberadaan Burkholderia glumae khususnya data yang ada di Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang.
- Menyediakan naskah ilmiah sebagai referensi bagi Petugas Karantina Tumbuhan maupun masyarakat umum yang tertarik untuk mengkaji Burkholderia glumae yang menyerang pertanaman padi.
- Menyajikan hasil kajian dalam perspektif Karantina Tumbuhan terhadap pengelolaan dampak serangan Burkholderia glumae.
II.
PELAKSANAAN
- Waktu dan Tempat
Penyusunan
karya tulis ilmiah dalam bentuk kajian ini dilakukan pada bulan
Agustus 2015 sampai dengan September 2015 dengan mengumpulkan data
hasil pemantauan daerah sebar OPTK dan kegiatan Upaya Khusus (UPSUS)
dalam rangka meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai yang
dilaksanakan oleh Pejabat Fungsional POPT di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang.
- Alat dan Bahan
Alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan pemantauan untuk mendeteksi keberadaan ini
adalah:kantong plastik, kertas label, pena, tali plastik, cawan
serangga, sarung tangan dan kantong kertas semen.
Bahan-bahan yang
digunakan dalam kegiatan ini telah tersedia di Laboratorium Uji
Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang.
- Metodologi
Kegiatan ini
dilakukan menggunakan metode survei yaitu dengan mendatangi
sentra-sentra pertanaman padi yang ada di Sumatera Selatan yang
terdiri dari 19 Kabupaten/Kota kecuali Kota Palembang. Setiap
Kabupaten/Kota di pilih sebanyak 3 Kecamatan yang melaksanakan
Program UPSUS dalam rangka meningkatkan produksi Padi, Jagung dan
Kedelai. Setiap kecamatan diambil 3 desa untuk dilakukan pemantauan
dan pengambilan sampel pada tanaman padi yang memiliki gejala
serangan busuk bulir.
Sampel tanaman padi
yang bergejala terserang busuk bulir padi selanjutnya dilakukan
pengujian di Laboratorium Uji Karantina Tumbuhan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Palembang. Kegiatan identifikasi spesies ini
dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan di Laboratorium
Bakteriologi Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang.
Hasil pemeriksaan
laboratorium bakteriologi terhadap sampel tanaman padi yang bergejala
terserang Burkholderia
glumae
diterbitkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium oleh
Laboratorium Uji Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I
Palembang dijadikan bahan kajian dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini. Selain itu kajian juga dilakukan dengan penelusuran literatur
tentang berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman padi yang
memiliki kemiripan dengan gejala serangan Burkholderia
glumae.
Selain itu karakteristik Burkholderia
glumae
juga diuji berdasarkan literatur science
maupun literatur ilmu karantina pertanian. Kajian dalam karya tulis
ilmiah ini juga mempertimbangkan kritik dan saran yang disampaikan
peserta dalam kegiatan Seminar Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK yang
merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pemantauan.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Tabel
1. Uji Das Elisa terhadap Burkholderia
glumae di
Kabupaten PALI
-
No.Lokasi / KoordinatMetodeInangHasil Identifikasi1.Kecamatan Talang Ubi
1. Desa Talang Ubi UtaraS : 03° 24,945’E : 103º 83,965´DAS-ELISAIndirect/PTA ELISABenih Padi Bantuan APBDTarget : Burkholderia glumae
Positif2a. Desa Talang Ubi UtaraS : 03° 24,504’E : 103º 84,643'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Positif2b.Desa Talang Ubi UtaraS : 03° 24,504’E : 103º 84,643'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Positif3a.Desa Talang Ubi UtaraKel. Sumber PanganS : 03° 24,650’E : 103º 84,743'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Positif3b.Desa Talang Ubi UtaraKel. Sumber PanganS : 03° 24,650’E : 103º 84,743'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Positif4a.Desa Talang Ubi UtaraS : 03° 24,560’ E : 103º 84,667'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Negatif
4b.Desa Talang Ubi UtaraS : 03° 24,560’ E : 103º 84,667'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif5a.Desa Talang Ubi UtaraKel. Sumber majuS : 03° 24,801’ E : 103º 84,119'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif5b.Desa Talang Ubi UtaraKel. Sumber majuS : 03° 24,801’ E : 103º 84,119'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif6a.Desa Benakat MinyakKel. Sidodadi 1S : 03° 29,114’ E : 103º 67,964'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif6b.Desa Benakat MinyakKel. Sidodadi 1S : 03° 29,114’ E : 103º 67,964'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif7a.Desa Benakat MinyakS : 03° 29,211’ E : 103º 67,974'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Negatif7b.Desa Benakat MinyakS : 03° 29,211’ E : 103º 67,974'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Negatif8a.Desa Benakat MinyakKel. Sidodadi 2S : 03° 29,261’ E : 103º 67,747'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif8b.Desa Benakat MinyakKel. Sidodadi 2S : 03° 29,261’ E : 103º 67,747'DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif2.Kec. Tanah Abang1a. Desa Muara RajaVar. CiherangS : 03° 32,298´E : 104º 11,803´
DAS-ELISAIndirect/PTA ELISAMalai PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif1b. Desa Muara RajaVar. CiherangS : 03° 32,298´E : 104º 11,803´
DAS-ELISAIndirect/PTA ELISADaun PadiTarget : Burkholderia glumae
Postif
3.2 Pembahasan
Dari
hasil Lab tersebut diketahui bahwa uji Sampel yang diambil dari salah
satu kabupaten di Propinsi Sumatera Sealatan Yaitu kabupaten Penukal
abab Lematang Ilir (Pali) dari sampel benih bantuan, Malai Padi dan
Bulir padi yang diambil dari lahan sawah maupun tempat penyimpanan
Positif terinfeksi Bakteri Burkholderia
glumae.
Uji yang Positif tersebut membuktikan bahwa Bakteri Burkholderia
glumae sudah
masuk dan menyerang tanaman padi di Sumatera selatan yang pada
mulanya dilaporkan belum masuk dalam Permentan 93 tahun 2011.
Salah
satu tugas pokok dan fungsi Unit Pelakasan Teknis (UPT) dalam lingkup
Badan Karantina Pertanian adalah mencegah masuk dan tersebarnya
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke dalam wilayah
negara Republik Indonesia serta mencegah tersebarnya OPTK antar
wilayah di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Pencegahan yang
pertama adalah mencegah introduksi OPTK dari luar negeri agar tidak
masuk ke dalam wilayah Indonesia dan yang kedua adalah upaya mencegah
penyebaran dan perluasan OPTK, agar wilayah yang endemis OPTK tidak
meluas ke wilayah lain yang tidak endemis OPTK.
Pengendalian OPTK
ini sampai saat ini masih merujuk kepada Peraturan Menteri Pertanian
(PERMENTAN) nomor 93 Tahun 2011 tentang Jenis Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina. Semua jenis OPTK yang dikendalikan proses
penyebarannya oleh Instansi Badan Karantina Pertanian telah termuat
secara rinci, termasuk jenis OPTK Burkholderia
glumae.
Burkholderia
glumae,
berdasarkan lampiran PERMENTAN nomor 93 Tahun 2011 termasuk penyakit
yang menyerang tanaman padi (Oryza
sativa)
dengan penyebaran di wilayah Jawa dan Sulawesi Tenggara, di benua
Asia tersebar di Cina, Taiwan, Jepang, Korea, Filipina, Sri Lanka,
dan Vietnam serta di Benua Amerika di wilayah Colombia. Dengan
demikian, jenis OPTK Burkholderia
glumae
selain dikendalikan melalui lalulintas antar negara juga dikendalikan
melalui lalulintas antar wilayah.
Berdasarkan
Permentan nomor 93 tahun 2011, maka setiap importasi benih padi dari
negara-negara yang endemis Burkholderia
glumae
seperti Cina, Taiwan, Jepang, Korea, Filipina, Sri Lanka, dan Vietnam
serta Colombia harus melalu pemeriksaan karantina tumbuhan secara
ketat. Selain persyaratan dokumen Phytosanitary
Certificate
sebagai jaminan kesehatan benih padi, benih padi juga harus dilakukan
uji laboratorium karantina untuk mendeteksi ada atau tidak adanya
kontaminasi Burkholderia
glumae.
Jika hasil uji laboratorium terdeteksi kontaminasi Burkholderia
glumae
maka importasi benih tersebut dilarang untuk dimasukkan dan diedarkan
di dalam wilayah indonesia.
Selain
itu juga, berdasarkan lampiran PERMENTAN nomor 93 Tahun 2011 bahwa
wilayah Indonesia yang sudah endemis adalah pulau jawa dan Sulawesi
Tenggara, maka setiap pemasukan benih padi dari wilayah tersebut
harus dikenakan tindakan secara ketat sebelum diedarkan di wilayah
lain.
Potensi
introduksi OPTK Burkholderia
glumae
cukup mengkhawatirkan ketika adanya upaya pemerintah untuk melakukan
importasi benih padi dari Cina dan Filipina untuk memenuhi kebutuhan
benih padi untuk mencapai swasembada beras. Penyebaran terkait
Burkholderia
glumae
ke wilayah lain di Indonesia juga cukup mengkhawatirkan seiring
dengan kebijakan pencapaian swasembada pangan, dimana upaya pemenuhan
benih padi untuk wilayah di luar pulau Jawa disuplai dari daerah
jawa.
Penyebaran
benih padi dari daerah yang endemis rentan untuk menjadi media
pembawa bagi penyebaran Burkholderia
glumae
karena Burkholderia
glumae
dapat ditularkan melalu benih padi sehingga termasuk ketegori seed
born diseases.
Bagian tanaman padi yang lain juga dapat berfungsi sebagai media
pembawa penyebaran Burkholderia
glumae
adalah seluruh bagian tanaman seperti akar, batang dan daun.
Burkholderia
glumae
sebagai seed
born diseases
(patogen tular benih) artinya bakteri tersebut dapat menginfeksi
benih padi dan dapat tersebar melalui benih padi yang dilalulintaskan
jika benih padi yang dilalulintaskan tersebut telah terkontaminasi
Burkholderia
glumae.
Pada proses importasi benih padi, jika terkontaminasi oleh
Burkholderia
glumae
maka seluruh benih padi tersebut harus dikenakan tindakan pemusnahan.
Tindakan pemusnahan ini dilakukan karena Burkholderia
glumae
termasuk OPTK golongan 1, yaitu jika OPTK tersebut telah
mengkontaminasi Media Pembawa maka tidak dapat dibebaskan meskipun
dengan tindakan Perlakuan karantina.
Burkholderia
glumae
(Kurita & Tabei) atau disebut juga Pseudomonas
glumae merupakan bakteri
yang menyebabkan busuk bulir padi, pembusukan pada benih padi, yang
ditandai dengan perubahan warna bulir padi secara cepat. Karena
menyerang bulir tanaman padi, Burkholderia
glumae
dapat menurunkan produksi tanaman padi secara signifikan.
Gambar
1. Hawar Malai dan busuuk bulir padi yang disebabkan Burkholderia
glumae
Gambar
2. Tipe koloni Burkholderia
sp
pada media S-PG
Gambar
3. Busuk kelopak daun bendera yang disebabkan oleh Burkholderia
glumae
Beberapa
penyakit pada tanaman padi yang menyerang bulir padi dan memiliki
gejala yang mirip degan serangan Burkholderia
glumae
antara lain :
- Penyakit Hoja Blanka, terdapat hanya di Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Karibia. Pertama kali dilaporkan tahun 1935 di Kolombia. Insiden penyakit tercatat selalu rendah, kecuali tahun 1981-1985 terjadi outbreak di Amerika Tengah. Gejala tanaman padi yang terinfeksi menjadi kerdil. Terdapat garis-garis klorotik/ kuning pada daun. Pada beberapa kasus helaian daun menjadi putih. Penyakit disebabkan oleh Rice hoja blanca virus (RHBV) yang termasuk group Tenuivirus, partikelnya filamentous, dengan lebar 3-4 nm, genomnya RNA rantai tunggal, mempunyai satu jenis coat protein. Wereng Sogatodes orizicola adalah vektor utama RHBV. S. Cubanus dapat menularkan RHBV dari padi ke rumput-rumputan seperti Echinochloa, tetapi tidak dari padi ke padi atau dari rumput ke padi. Makan akuisisi vektor 15 menit-1 jam, periode laten 30-36 hari, makan inokulasi 30 menit-1 jam, sirkulatif, provagatif, dan transovarial. Periode laten melebihi panjang hidup vektor jantan (14-24 hari) dan betina (30-44 hari). 5-15% dari populasi vektor di lapangan dapat menyebarkan RHBV. Insiden RHBV sangat tergantung dari jumlah nimfa vektor yang infektif. Mengingat periode laten yang sangat panjang, tanaman sakit tampaknya. Penanaman varietas padi yang resisten terhadap RHBV atau terhadap vektornya pernah dilakukan dan berhasil dengan baik. Menanam pada saat populasi vektor rendah dilaporkan sangat efektif mengurangi insiden penyakit
Gambar
4. Gejala serangan rice hoja blanca virus (RHBV)
- Penyakit Gosong Palsu, Penyakit ini sudah terdapat di semua negara penanam padi termasuk Indonesia. Gosong palsu umumnya adalah penyakit minor, tetapi kejadian endemik pernah dilaporkan di India, Myanmar, Peru dan Pilipina. Biji padi berubah menjadi bola spora berdiameter 1 cm (bahkan ada yang mencapai 5 cm), keluar diantara sekam, berwarna kuning emas dan kadang-kadang hijau. Bagian tengah dari bola ini adalah suatu anyaman meselium padat yang merupakan sklerotium. Dilaporkan bahwa bulir yang berdekatan dengan bulir yang menunjukkan gosong palsu adalah sehat. Di bagian luar dari anyaman miselium ini terdapat tiga lapisan spora. Lapisan dalam dan tengah adalah spora yang belum matang berwarna kuning keemasan. Lapisan luar adalah spora yang telah matang berwarna agak kehitaman. Umumnya hanya beberapa bulir padi saja yang terserang pada satu malai. Penyakit disebabkan pleh Ustilaginoidea virens yang membentuk sklerotium berdiameter 5-8 mm. Konidia yang dibentuk di permukaan sklerotium, berbentuk bulat lonjong, berduri, berukuran 4-6 x 3-5 um, berkecambah dengan membentuk konidium sekunder yang lebih kecil dan hialin. Konidia tersebar oleh angin, menginfeksi bunga atau biji yang mulai terbentuk. Patogen dapat bertahan sebagai sklerotium atau sebagai bola spora yang mengeras yang disebut pseudomorph. Pseudomorph dapat bertahan 4 bulan dalam kondisi lapangan. Musim hujan, kelembaban tinggi, pemupukan nitrogen berlebih meningkatkan perkembangan penyakit jarang dikendalikan karena kurang merugikan. Beberapa varietas padi dilaporkan tahan terhadap U. virens. Beberapa jenis fungisida dapat secara efektif mengendalikan gosong palsu.
Gambar
4. Gejala serangan Penyakit Gosong Palsu
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari
hasil dan pembahasan di Bab III maka dapat diambil beberapa kesmpulan
:
- Distribusi Media Pembawa Benih Padi dari wilayah yang endemis Burkholderia glumae terbukti memasukan Bakteri tersebut di wilayah Sumatera Selatan.
- Serangan Burkholderia glumae ditemukan diwilayah yang secara historis menggunakan Benih dari daerah endemis.
- Pengelolaan dampak yang lebih luas dari Burkholderia glumae para petani memberikan pengendalian yang terpadu dan terdata.
4.2
Saran
Pemantauan
yang berkelanjutan terhadap Burkholderia
glumae di
Propinsi Sumatera Selatan harus dilakukan dan pendampingan terhadap
pengelolaa penyakit Burkholderia
glumae kepada
petani
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2011. Lampiran Permentan 93/2011tentang
Jenis-jenis OPTK Golongan dan
Golongan
II Tanaman Inang, Media Pembawa dan Daerah Sebarnya (OPTK A1)
Anonim.
2014. Penyakit Penting Pada Tanaman Padi.
http://www.agronomers.com/2014/12/penyakit-penting-pada-tanaman-padi.html
Jeong , Yeonhwa et
all. 2003. Toxoflavin Produced by Burkholderia glumae Causing Rice
Grain Rot Is Responsible for Inducing Bacterial Wilt in Many Field
Crops. Volume
87, Number 8 Pages 890-895.
http://apsjournals.apsnet.org/doi/pdf/10.1094/PDIS.2003.87.8.890
Yuan, Xianglong.
2004. IDENTIFICATION OF BACTERIAL PATHOGENS CAUSING PANICLE BLIGHT OF
RICE IN LOUISIANA. A Thesis. The Department of Plant Pathology and
Crop Physiology.
Langganan:
Postingan (Atom)
LAPORAN PEMBUATAN KOLEKSI Penyakit Darah Pisang (Ralstonia solanacearum)
Oleh: Agus Setiono, SP POPT Ahli Pertama BKP Kelas 1 Palembang (Tahun2017) P E N D A H U L U A N A. Latar...
-
ABSTRAK PENYAKIT BUSUK BULIR Burkholderia glumae PADA TANAMAN PADI DAN MITIGASI KERAWANAN PANGAN DI WILAYAH ...
-
Merisaukan! Mentan Khawatir Ada Jutaan Orang Tinggalkan Pertanian Lantas ‘Lari’ ke ISIS Andi Amran Sulaiman yang merupaka...
-
PEDOMAN SERTIFIKASI FITOSANITARI EKSPOR BUAH KELAPA TUA SEGAR (Fresh Mature Coconut) Cocos nucifera KE NEGARA CHINA DAN THAILAND BERBASIS i...